Sejak zaman dahulu, pemeluk agama Hindu sudah melakukan Tirtayatra ke wilayah Nusa Penida. Dengan demikian, Nusa Penida dikenal dengan wisata spiritual nya. Salah satunya adalah keberadaan pura Puncak Mundi yang didirikan dengan keunikan. Mulai dari bentuk, relief ,sampai dengan hiasan lain yang berbeda dari beberapa pura di Bali.
Pura Puncak Mundi adalah salah satu pura unik yang ada di Nusa Penida, Bali. Keunikan pura ini berada pada lokasinya yang tepat di puncak tertinggi Nusa Penida. Tepatnya di bukit Mundi. Sehingga anda dapat melihat pemandangan indah alam Nusa Penida dari sini.
Pemandangan indah saja yang bisa anda lihat di tempat ini. Tetapi indahnya bangunan pura juga menjadi salah satu pemandangan tersendiri yang bisa anda dapatkan saat berkunjung ke pura.
Keunikan Pura Puncak Mundi
Ada beberapa keunikan yang bisa anda temui saat berkunjung ke pura ini. Umumnya umat Hindu yang hendak melakukan Tirta Yatra ke Nusa Penida akan melakukan sembahyang di pura ini terlebih dahulu. Kemudian mereka menuju pura Dalem Ped dan pura ini terdiri dari tiga pura yakni Pura Krangkeng, Pura Beji dan juga Puncak Mundi.
Bentuk unik bangunan padmasana yang ada di pura ini mempunyai pelipit dengan empat tiang yang berbeda dari padmasana yang ada pada umumnya. Padmasana di pura ini dihiasi dengan stiliran kala dan juga motif sulur-suluran. Ini adalah simbol dari Siwa Buddha, di samping itu ada pula wantilan yang areanya cukup luas di pura ini.
Puncak Mundi sendiri terdiri dari jaba sisi, jaba tengah dan juga jeroan untuk bagian yang paling dalam. Salah satu perbedaan yang dimiliki oleh pura ini dengan pulau lainnya adalah pura jaba tengahnya yang memiliki area lebih luas dibandingkan dengan area jeroannya.
Di samping itu, pura ini juga masih memiliki banyak sekali kera yang belum jinak. Oleh sebab ,anda harus hati-hati saat ingin berkunjung ke pura ini.
Sejarah Pura Puncak Mundi
Pura ini memiliki kisah sejarah yang berawal dari pernikahan Batara Guru dengan Dewi Uma. Dari pernikahan keduanya melahirkan putra bernama Batara Kumara.
Tetapi kelahiran Batara Kumara adalah awal perpecahan antara Batara Guru dan juga Dewi Uma. Sebab Batara Kumara lebih senang saat diasuh ayahnya dan hanya sesekali saja menghampiri ibunya saat menginginkan untuk disusui.
Dewi uma pun akhirnya kesal dan menganiaya Batara Kumara ketika menyusui. Dua bola matanya merah dan taringnya pun keluar. Batara Kumara dibanting sampai kepalanya pecah dan darahnya diminum oleh Dewi Uma.
Batara Guru marah tahu tentang peristiwa itu dan mengutuk Dewi Uma menjelma ke dunia berubah menjadi manusia. Dewi Uma membangun asrama di puncak bukit Mundi dan memperoleh gelar Batari Rohini sesudah menyesali perbuatannya.
Singkat cerita Batara Guru tidak bisa mengasuh putranya sendiri karena terus meminta disusui ibunya. Tetapi disisi lain, Batara Guru juga ingat dengan Dewi Uma. Akhirnya Batara guru ikut turun ke dunia di tahun 50 saka di tempat Dewi Uma berada.
Menjelma menjadi dukuh Jampungan, sementara Dewi Uma menjelma menjadi istri dukuh Jampungan lalu menetap di puncak bukit Mundi tepat tahun 90 saka. Dewi Uma melahirkan putra yang bernama I Merja. Keturunan dari I Merja ini yang mendirikan pura tersebut.
Lokasi dan Rute ke Puncak Mundi
Pura ini berada di dusun Rata, Batukandik, Nusa Penida, Klungkung, Bali. Lokasinya tepat di puncak bukit mundi yang menjadi salah satu dataran tertinggi di wilayah Nusa Penida. Ketinggian dari pura ini ada mencapai 521 meter diatas permukaan laut.
Untuk bisa sampai ke pura ini, anda akan menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit jika berangkat dari pelabuhan Nusa Penida. Jalan untuk bisa sampai ke pura berliku dan penuh tanjakan. Tetapi anda tak perlu khawatir, sebab jalan menuju puncak Mundi sudah beraspal jadi nyaman untuk dilewati.
Meski demikian, sebaiknya anda cek kondisi kendaraan yang ingin dinaiki sebelum memutuskan berangkat. Sebab jalanan saat naik terbilang curam. Disamping itu, anda juga harus membawa baju hangat atau jaket sebab pura puncak Mundi ini suhunya sangat dingin.